Kamis, 11 Juni 2015

Membangun Sekolah Unggulan

MEMBANGUN SEKOLAH UNGGULAN

Dewasa ini masyarakat sudah pandai melihat bagaimana lembaga pendidikan itu cocok atau tidak bagi pendidikan anak-anaknya, tentunya tidak hanya cocok saja tetapi harus mempunyai keunggulan. Untuk mencari sekolah yang cocok banyak, mungkin cocok dengan isi kantongnya, cocok dengan jarak tempuhnya, cocok  dengan guru-gurunya dan sebagainya, tetapi mencari atau mendapatkan sekolah unggulan tidak mudah.
Sekolah adalah bagian dari masyarakat, karena terletak di tengah-tengah masyarakat,sehingga perlu adanya dukungan dari masyarakat, dari masyarakat untuk masyarakat, sehingga untuk menjadi sekolah unggulan kita perlu menggali kebutuhan apa saja yang sesuai dengan lingkungan masyarakat setempat.
Sekolah unggulan tidak perlu adanya proses seleksi dalam penerimaan anak didik baru, karena kalau sekolah itu sudah melakukan seleksi kemudian yang diambil adalah anak-anak yang terbaik maka itu bukan sekolah unggulan tetapi sekolah kumpulan anak pintar yang belum tentu nantinya akan menjadi orang-orang yang sukses kalau dalam prosesnya ada yang tidak benar. Sekolah unggulan adalah sekolah yang bisa merubah anak didik yang biasa-biasa saja menjadi anak yang luar biasa, ibaratnya sampah dapat menjadi emas. Untuk merubah sampah menjadi emas diperlukan mesin untuk mengolahnya, mesinnya adalah berupa lembaga sekolah yang didalamnya terdapat orang-orang yang unggul.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam membuat sekolah unggulan :
1.       Fasilitas/Sarana
Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan fasilitas yang mendukung. Beberapa contoh sekolah unggulan yang ada seperti SMPN 1 Yogyakarta, Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, SMAN 5 Semarang, SMPN 1 Cikarang Utara ternyata mempunyai fasilitas yang mendukung, diantaranya :
-          Laboratorium Bahasa
-          Laboratorium IPA
-          Laboratorium Komputer
-          Fasilitas Internet
-          Perpustakaan dengan jumlah koleksi buku yang lebih dari 9.000 judul
-          Mushola/Masjid
-          Ruang ber-AC
-          Audio Visual
-          Kantin
-          Sarana Olah Raga
Dengan motto kesederhanaan, optimalisasi dan berorientasi masa depan SMP IT Al-Fawwaz tidak dapat terpaku pada fasilitas atau sarana yang modern misalnya, tetapi diperlukan orang-orang yang mempunyai daya kreativitas tinggi, misalnya kita dapat menjadikan alam ini sebagai laboratorium IPA, memanfaatkan bahan-bahan disekeliling kita menjadi alat peraga, belajar di alam terbuka, belajar mengenal masyarakat sekitar. Meskipun demikian fasilitas yang modern juga menjadi salah satu daya tarik sendiri orang tua untuk menyebutnya sebagai sekolah unggulan.
2.       Program Ekstrakurikuler
Beberapa sekolah diatas menawarkan program yang banyak diminati oleh masyarakat seperti Marawis,Sepak Bola/Footsal, Musik bahkan di SMPN 1 Yogyakarta ada program aeromodeling yang tergolong mahal.
SMP IT Al-Fawwaz juga mempunyai program ekstrakurikuler yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan siswa, ada beladiri pencak silat, footsal, tenis meja, bola basket, klub bahasa, kepemimpinan, robotic, KIR, seni disamping ada program pengembangan diri antara lain muhadharah, membaca do’a dan ayat-ayat suci al qur’an pada awal jam pelajaran, sholat berjamaah, pramuka
3.       Peran Kepala Sekolah
Peran kepala sekolah sangat strategis dan krusial dalam rangka mengelola sumber daya manusia secara profesional sesuai dengan bidangnya, sehingga ada semangat besar dari team work untuk bekerja dan  berprestasi, jangan sampai ada sentralisasi.
Program-program yang dibuat harus dibahas dan dikerjakan secara team, sehingga nantinya akan berjalan dengan baik.
4.       Menciptakan kultur sekolah
Kultur sekolah atau budaya sekolah sangat sedikit dibicarakan orang, karena pada sekolah-sekolah umumnya lebih sibuk berbicara kurikulum, jumlah ketersediaan guru, tunjangan guru, target kelulusan pada ujian nasional. Menurut Komarudin Hidayat, banyak anak yang memiliki bakat hebat, tapi karena kondisi sekolahnya tidak mendukung, anak tidak tumbuh optimal. Bakatnya terpendam bahkan mati. Sebaliknya anak yang kepandaian dan bakatnya sedang-sedang saja, tetapi karena lingkungan sekolahnya bagus, anak tersebut tumbuh sebagai anak yang mandiri dan sukses.
Menurut Al Arifin, budaya sekolah yang positif akan mendorong semua warga sekolah untuk bekerjasama yang didasarkan saling percaya, mengundang partisipasi seluruh warga, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru, dan memberikan kesempatan untuk terlaksananya pembaharuan di sekolah yang semuanya ini bermuara pada pencapaian hasil terbaik. Budaya sekolah yang baik dapat menumbuhkan iklim yang mendorong semua warga sekolah untuk belajar, yaitu belajar bagaimana belajar dan belajar bersama. Akan tumbuh suatu iklim bahwa belajar adalah menyenangkan dan merupakan kebutuhan, bukan lagi keterpaksaan.
Pendidikan karakter dan budaya sekolah sangat berkaitan, tanpa budaya sekolah yang bagus akan sulit melakukan pendidikan karakter bagi anak-anak didik kita. Jika budaya sekolah kita sudah mapan, maka siapapun yang masuk dan bergabung ke sekolah itu hampir secara otomatis akan mengikuti tradisi yang telah ada.
Ada beberapa macam kultur yang akan ditanamkan pada SMP IT Al-Fawwaz antara lain :
-          Budaya 5R ( Ringkas, Resik, Rawat, Rajin, Rapih )
-          Gemar Membaca
-          Sholat Dhuha
-          Sholat Dzuhur dan Sholat Azhar Berjamaah
-          Bicara Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
-          Membiasakan menganggap WC seperti di rumahnya sendiri
-          Membuang sampah sesuai jenisnya
-          Budaya bersih disetiap tempat
5.       Studi Banding dengan Sekolah yang sudah maju
Kegiatan ini sangat membantu, karena kita akan menjadi tahu letak kekurangan pada kita, sehingga kita termotivasi untuk meniru keberhasilannya, ada semangat tinggi untuk memperbaiki dan menimbulkan ide yang baru.
6.       Kreativitas tinggi
Kreativitas adalah kemampuan mencipta, sehingga akan lahir penemuan-penemuan baru yang tidak dibayangkan orang sebelumnya, bahkan bisa mengubah kotoran menjadi emas. Banyak orang atau lembaga yang tidak mengapresiasikan kreativitas, sehingga organisasi berjalan di tempat dan akhirnya gulung tikar atau tidak mengalami kemajuan. Sebagai sekolah unggulan harus mampu merangsang lahirnya kreativitas anak didiknya misalnya dengan lomba-lomba yang akan mendorong anak didik mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa sekolah unggulan itu adalah sekolah yang dapat merubah sampah menjadi emas, artinya dari anak yang biasa-biasa saja menjadi anak yang luar biasa. Untuk merubah sampah menjadi emas maka diperlukan proses dengan mesin yang unggul.

Sumber: http://soewatno.blogspot.com/2012/09/membangun-sekolah-unggulan.html